Wah, sudah lama tidak posting artikel baru ke blog ini. Kesibukan organisasi yang saya ikuti dan tugas kampus yang terus datang membuat saya harus membuat skala prioritas yang baru. apalagi saya jga sedang mengerjakan novel saya yang masih tertunda sampai sekarang. Yah, semoga saja saya diberi kekuatan untuk menyelesaikan semua ini, amiiinnn. okedeh, kalau begitu langsung saja cek tulisan baru saya. maaf kalau agak berantakan, saya menulisnya sedikit-sedikit, nyicil tiap malam, jadi agak-agak ngebingungin gitu deh. hehhe...
Pernahkah anda bertanya-tanya, mengapa harus ada perpustakaan apabila
internet saja sudah bisa memenuhi kebutuhan informasi manusia? Kalau kita
membutuhkan informasi, kita bisa tinggal membuka laptop atau komputer, buka
browser dan tinggal cari informasi yang kita inginkan di mesin pencari seperti
Google, Yahoo, dll. Hanya dalam hitungan detik saja kita bisa mendapatkan
informasi yang kita cari. Tidak perlu repot-repot ke perpustakaan, mencari buku
diantara ratusan, ribuan buku yang tertumpuk di rak, sedangkan pada akhirnya
kita masih harus mencari informasi itu didalam buku. Iya kalau informasi itu
ada didalam buku yang kita ambil, kalau tidak? Mencari buku lagi? Habis waktu
kita nanti, ya kan?
Tapi artikel saya kali ini bukan untuk menjelek-jelekkan perpustakaan.
Tentu saja bukan, bagaimana bisa saya menjelek-jelekkan perpustakaan sementara
saya sendiri adalah seorang mahasiswa Ilmu Perpustakaan. Maksud saya memberikan
paragraf singkat diatas adalah, saya ingin memicu otak anda untuk ikut
memikirkan masalah ini, terutama bagi kalian yang juga sedang mempelajari Ilmu
Perpustakaan atau para pustakawan yang jenuh dengan ketiadaan pengunjung
perpustakaan. Sebab ini masalah serius, yang jelas bagi orang awam, mereka
tidak akan berfikir panjang. Kalau mereka disuruh memilih antara perpustakaan
dan internet, saya yakin 90% diantara mereka lebih memilih internet. Kenapa?
Karena satu, internet jauh lebih cepat dan mudah dalam pencarian informasi
dibanding dengan perpustakaan. Dua, internet bisa menemukan informasi dari
tempat yang jauh tanpa harus mengunjungi langsung lokasi keberadaan informasi
tersebut. Tiga, internet bisa memunculkan informasi lebih banyak daripada
informasi yang bisa disediakan perpustakaan. Untuk selanjutnya anda bisa
menyimpulkan sendiri, intinya disini, internet jauh lebih superior daripada
perpustakaan.
Tapi apa benar kenyataannya begitu? Apa benar internet lebih unggul
daripada perpustakaan “dalam segala hal”?
Jawaban saya, “tidak”. Saya memiliki alasan saya sendiri mengatakan tidak
untuk perbandingan ini. Memang jika dilihat sekilas internet benar-benar unggul
di berbagai bidang, namun apabila kita mau mengkaji sedikit lebih dalam,
internet memiliki beberapa kelemahan yang cukup fatal. Apa saja kelemahannya?
Teruslah membaca.
Yang pertama, internet merupakan sumber yang nyaris tidak dapat dipercaya. Bagaimana
bisa? kita tahu sendiri dengan keberadaan internet setiap orang dapat
mengemukakan pendapat mereka sendiri. Nah, kebanyakan, apa yang mereka sampaikan
di internet adalah hasil pemikiran mereka sendiri, kebanyakan tanpa disertai
bukti dan pemahaman yang cukup terhadap apa yang mereka sampaikan. Dari sini
kita bisa simpulkan, bahwa apa yang ada di internet itu tidak sepenuhnya benar.
Sangat sulit melacak apakah sebuah informasi di internet itu berasal dari
sumber yang dipercaya ataukah tidak. Berbeda dengan perpustakaan, dimana
informasi yang tersedia sudah dilengkapi dengan sumbernya, jadi kita bisa
mengeceknya.
Yang kedua, internet itu berbahaya, terutama bagi para pelajar. Dengan adanya
kebebasan bertukar informasi, tidak sedikit pihak yang memanfaatkan “kemudahan”
ini. Konten-konten yang ada di perpustakaan itu banyak yang tidak pantas untuk
dilihat oleh para pelajar yang seharusnya masih mengenyam pendidikan. Konten-konten
yang tidak pantas seperti itulah yang dapat mengganggu fokus mereka sebagai
pelajar. Mereka yang seharusnya belajar, malah ketagihan untuk menonton
situs-situs internet yang menyediakan konten berbahaya itu. Hal ini, apabila
dibiarkan, bisa merusak moral bangsa. Memang dalam orangtua masih bisa berperan
sebagai pengontrol, namun mereka yang sudah terlanjur terjerumus tidak akan
membiarkan orangtua mereka melarang mereka begitu saja. Mereka akan mencari
cara lain untuk bisa membuka situs-situs tadi, dan itu membuat mereka belajar
untuk membangkang, dalam konteks yang buruk. Hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap kehidupan mereka saat dewasa nanti.
Sedangkan di perpustakaan, konten-konten semacam itu sudah pasti akan diblok
oleh pustakawan. Perpustakaan bisa dibilang adalah area pustakawan,
pustakawanlah yang menentukan isi dari perpustakaan. Dari sini pustakawan bisa
membatasi konten-konten yang masuk. Jadi para pelajar tidak akan menemukan
konten berbahaya tersebut di perpustakaan.
Yang ketiga, interaksi. Internet menyediakan layanan chatting, dimana
seseorang bisa berbicara dengan orang lain melalui internet, walau jarak mereka
sangat jauh. Disini masyarakat bisa memanfaatkan layanan ini untuk
berkomunikasi dengan orang lain, meminta informasi yang sedang mereka cari. Nah,
orang yang mereka mintai informasi, bisa
saja dia tidak benar-benar mengetahui informasi yang dicari tersebut.
kebanyakan mereka tetap akan memberikan informasi yang diinginkan, meskipun
mereka sendiri ragu akan kebenaran informasi itu. nah, orang yang membutuhkan
informasi itupun tidak akan tahu akan kebenaran informasi itu, kecuali mereka
sudah pernah mengecek informasi yang mereka dapat tersebut.
Lalu manakah sumber informasi yang dapat dipercaya sekaligus menyediakan
layanan tanya jawab dalam pencarian informasi? Perpustakaan jawabnya. Pemustaka
bisa berkomunikasi dengan pustakawan apabila mereka mendapat kesulitan dalam
pencarian informasi. Dan pustakawan akan dengan senang hati melayani mereka. Dalam
kasus pustakawan tidak tahu menahu mengenai informasi yang dicari, mereka tidak
akan sembarangan menjawab. Mereka akan merekomendasikan perpustakaan lain yang
sekiranya memiliki informasi tersebut, sehingga pemustaka akan mendapatkan
informasi yang benar-benar akurat dan dapat dipercaya.
Itulah beberapa kelemahan internet apabila dibandingkan dengan perpustakaan
dalam hal pencarian informasi. Intinya, kita sebagai manusia tidak boleh
terlalu tergantung kepada apa yang namanya teknologi. Lebih baik kita
tergantung kepada manusia lain, mengingat kita merupakan makhluk sosial, bukan
robot. Saya ingat kata-kata paman Peter Parker dalam Spiderman 1, “seiring
datangnya kekuatan besar, datang pula tanggung jawab yang besar”. Seiring pesatnya
kemajuan di bidang teknologi yang memudahkan setiap kerja manusia, datang pula
tanggung jawab yang besar untuk bisa menggunakannya dengan semestinya, dan
tidak menyalahgunakannya. Selamat malam, dan sukses selalu...
No comments:
Post a Comment