Thursday, September 6, 2012

Perpustakaan Kreatif Untuk Anak-Anak


Perpustakaan negeri dongeng diperuntukkan khusus untuk anak-anak agar mereka mau berkunjung dan belajar di perpustakaan. Penataan ruang harus disesuaikan dengan anak-anak, misalnya seperti bentuk-bentuk meja dan kursi dibuat unik. Penataan rak buku jangan terlalu kerendahan ataupun ketinggian agar anak-anak dapat memilih dan mengambil buku yang diinginkan tetapi dengan pengawasan petugas perpustakaan. Buku-buku yang terdapat di perpustakaan juga disesuaikan untuk anak-anak seperti buku pelajaran, buku mewarnai, dan buku menggambar. Buku disusun secara rapi agar enak dilihat dan anak-anak mudah untuk mencari buku.

Perpustakaan juga dapat mengadakan perlombaan untuk anak-anak agar mereka bersemangat untuk belajar misalnya lomba menulis, lomba menggambar, lomba membaca, lomba mewarnai, dan kegiatan lainnya yang dapat menambah pengetahuan mereka. Selain itu juga perlu diadakan membaca bersama dengan memilih tema yang sesuai dengan kriteria anak-anak. Pustakawan harus memberikan pelayanan yang lebih baik untuk anak-anak, karena setiap anak pasti hanya ingin bermain dengan teman sebayanya. Perpustakaan dapat membuat semacam taman bermain agar anak-anak tidak cepat bosan, sehingga belajar diselingi dengan bermain. Peranan orang tua dan lingkungan sekitar dapat mempengaruhi minat baca anak, sehingga orang tua dianjurkan untuk mengawasi anak-anak pada saat belajar.
Perpustakaan memberikan perbedaan antara buku yang satu dengan yang lainnya, misalnya untuk buku pelajaran diberikan label berwarna kuning dan buku-buku yang bersifat umum diberi label berwarna merah. Agar masyarakat mengetahui perbedaannya antara buku yang satu dengan yang lainnya. Pustakawan harus pandai mendesain ruangan perpustakaan untuk menarik perhatian masyarakat agar masyarakat tidak cepat bosan dengan suasana perpustakaan. Untuk meningkatkan minat baca masyarakat, perpustakaan dapat memberikan penghargaan untuk pengunjung yang paling banyak meminjam buku dan penghargaan untuk pengunjung yang paling sering berkunjung ke perpustakaan. Sehingga dengan begitu masyarakat dapat bersemangat untuk berkunjung ke perpustakaan.
Minat baca masyarakat memang tidak dapat dipaksakan, maka pustakawan harus mencoba beberapa cara misalnya melakukan pendekatan kepada masyarakat seperti membagi selebaran, melihat film yang berisi pengetahuan dan menyenangkan tetapi dapat menarik perhatian masyarakat untuk senang membaca. Kegiatan membaca yang dilakukan secara benar dan efektif akan meningkatkan pengetahuan seseorang dan kualitas hidup seseorang. Budaya membaca diawali dengan tumbuhnya minat baca, selanjutnya minat baca tersebut dikembangkan agar menjadi sesuatu yang berguna untuk masyarakat. Budaya minat baca sebaiknya dilakukan sejak dini agar anak-anak semakin terbiasa dengan membaca.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam perpustakaan kreatif antara lain sebagai berikut :
Variasi ( kegiatan ) Dalam Perpustakaan
1. Klub Buku
Orang-orang yang menyukai buku dapat dibuatkan komunitas khusus pecinta buku. Para pecinta buku dapat saling meminjamkan buku mereka dengan pecinta buku yang lain. Mereka dapat saling bekerja sama dengan pecinta lain dalam hal perkembangan buku-buku saat ini yang masih mulai berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi. Perpustakaan pun harus memiliki bahan bacaan yang diperlukan untuk pecinta buku agar mereka sering berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaan juga dapat membuat festival maupun seminar yang dibutuhkan para pecinta buku.
Komunitas buku ini ditujukan untuk pecinta buku yang senang menulis, membaca, dan mengoleksi buku. Komunitas ini dapat dibentuk dari individu-individu yang kemudian dibentuk komunitas. Ada juga komunitas pecinta buku yang mengumpulkan buku-buku bekas untuk keperluan anak-anak sekolah dan masyarakat umum lainnya. Karena dengan semakin majunya teknologi dan informasi, komunitas buku dapat membuat suatu web khusus untuk pecinta buku. Agar mereka dapat menambah pengetahuan dengan cara bertukar pikiran antara pecinta buku yang satu dengan yang lain. Dan mereka dapat bertemu secara langsung untuk membicarakan buku-buku yang baru.
2. Klinik Baca
Klinik Baca ini dapat digunakan untuk orang-orang yang belum menguasai tulisan, dan ditujukan untuk orang-orang yang mau belajar membaca dan menulis. Tidak hanya itu, klinik baca ini ditujukan untuk anak-anak jalanan yang belum mendapatkan fasilitas
pendidikan. Perpustakaan dapat menyediakan buku-buku sekolah yang disesuaikan dengan umur anak-anak. Tidak hanya itu, perpustakaan juga harus menyediakan buku yang disesuaikan dengan karakter masyarakat agar mereka tidak terpengaruh oleh buku-buku yang tidak sesuai dengan karakter mereka.
3. Pelatihan Story Telling
Pelatihan Story Telling ini adalah layanan bercerita untuk anak-anak mengenai suatu isi buku, agar dapat menumbuhkan minat baca pada anak. Dengan ini pustakawan dan pegawai perpustakaan harus dapat menguasai bidang mendongeng agar mereka dapat bercerita kepada anak-anak usia dini, sehingga anak-anak mempunyai daya tarik untuk berkunjung ke perpustakaan kembali. Dengan ini anak-anak juga bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk dirinya sendiri.
Masyarakat yang memiliki keinginan yang besar untuk belajar membaca buku, baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia, juga dapat mengikuti kegiatan ini. Dalam hal ini perpustakaan harus dapat menyediakan berbagai bahan pustaka atau buku-buku yang dapat menjadi sumber belajar. Masyarakat dapat dibimbing untuk membuat cerita sederhana dalam bentuk bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia, setelah itu mereka dapat menceritakan apa yang mereka baca lewat tulisan tangannya. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan keterampilan yang mereka miliki.

Oleh Siti Marmaningsih

No comments:

Post a Comment