Sunday, September 2, 2012

Perpustakaan Ala Tarzan


Siapa yang tidak mengenal tarzan? Seorang manusia yang sejak kecil sampai dewasa hidup di hutan. Bahkan dibesarkan oleh gorila, dan teman-temannya adalah hewan dan tumbuhan. Ia juga hidup di rumah pohon dan bergelantungan dengan akar gantung pada pohon-pohon layaknya kera. Tentu saja itu hanya ada dalam cerita atau film saja. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa di dunia nyata juga ada. Seperti inovasi perpustakaan yang dapat diadaptasi dari kehidupan tarzan tersebut. Dalam hal ini penulis ingin berimajinasi dengan mencoba mengadaptasi rumah pohon tarzan menjadi taman baca atau perpustakaan yang nyaman.

Rumah pohon yang ada di film tarzan dapat diterapkan perpustakaan tepatnya yaitu perpustakaan sekolah atau bisa disebut perpustakaan pohon. Dimana anak-anak yang masih dalam masa perkembangan dan dapat mengembangkan daya imajinasinya. Perpustakaan pohon yang hampir sama seperti rumah pohon dalam kehidupan Tarzan, dapat membuat anak semakin semangat dalam berkunjung ke perpustakaan karena masa kanak-kanak rasa ingin tahunya sangat tinggi. Setelah anak semangat berkunjung ke perpustakaan pohon tersebut diharapkan agar semangat membaca.
Dengan mengenalkan anak terhadap situasi yang menyerupai alam sebenarnya, maka si anak kelak akan menghargai alam. Sekarang alam kita sudah mulai rusak. Disana-sini terdapat poster global warming. Pemerintah
di setiap negara menyerukan untuk save our earth atau yang berarti lindungi bumi kita. Dengan dihadirkan perpustakaan ini, semoga para pemustaka dapat menyelamatkan bumi, dimulai dengan menanam tanaman.
Bentuk
Perpustakaan pohon dapat dibuat langsung di atas pohon yang besar dan kokoh. Letaknya juga harus diperhatikan. Karena perpustakaan pohon ini lebih berorientasi ke anak-anak sekolah dasar maka dapat diletakkan di sekitar lembaga pendidikan atau taman baca. Perpustakaan pohon dirancang dengan kuat dan kokoh, sehingga anak-anak atau orang dewasa yang menemaninya merasa aman. Pada tepi-tepi juga dibuat pagar yang tingginya sekitar satu meter atau pagar yang beruas-ruas. Sirkulasi juga perlu diperhatikan dalam pembuatan rumah pohon ini. Selain itu perpustakaan pohon juga harus dibuat semenarik mungkin dengan hiasan-hiasan atau dengan warna yang bermacam-macam. Jika pohon yang besar dan kuat tidak ada di sekitar lembaga pendidikan atau taman baca maka dapat disiasati dengan membuat tiruannya. Tiruannya dapat dibuat dari bahan cor pasir, batu, semen, dan besi yang menyerupai sebuah pohon yang besar dan kokoh.
Selain berorientasi pada anak- anak SD, perpustakaan pohon juga dapat diterapkan pada kalangan dewasa. Sebagian orang dewasa juga memiliki rasa penasaran terhadap suatu hal yang belum pernah dia coba atau dia lihat. Untuk perpustakaan pohon yang disediakan untuk orang dewasa sebaiknya dibuat lebih kuat dan kokoh. Penggunaan pondasi yang terbuat cor dan menyerupai batang pohon merupakan pilihan yang
tepat. Penggunaan bentuk tiruan dengan bahan yang berupa cor memiliki ketahanan yang lebih daripada penggunaan batang pohon asli. Pada sebagian pohon dapat mengalam pelapukan oleh rayap maupun cuaca.
Dekorasi
Pada bagian pertama dijelaskan bentuk fisik dari luar perpustakaan yang menyerupai rumah pohon yang ada di film tarzan. Kemudian pada bab ini saya ingin menjelaskan beberapa dekorasi yang diterapkan untuk rumah pohon.
Seperti yang telah di jelaskan di awal, bahwa perpustakaan rumah pohon dapat dibuat dalam dua macam bentuk, yaitu pohon asli yang digunakan sebagai pondasi awal dan bentuk cor-coran yang menyerupai pohon. Maka dari itu dalam proses pengecatan perlu diperhatikan, karena ada dua macam jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan perpustakaan rumah pohon ini, yaitu kayu atau tembok yang terbuat dari campuran pasir, semen, dan batu. Perhatikan juga kualitas cat yang akan digunakan.
Proses pengecatan sangatlah penting dalam pembuatan perpustakaan. Perpustakaan dihiasi oleh cat yang warna-warni, warna yang terus baru, dan gambar-gambar tentu lebih menarik bukan, daripada perpustakaan yang warna dindingnya sudah pudar, pecah-pecah, atau malahan satu warna. Perpustakaan yang juga merupakan sarana rekreasi haruslah dibangun dengan warna semenarik mungkin. Karena dengan warna, maka keindahan akan tercipta. Mata akan terpuaskan dengan warna-warna yang menyejukkan. Sehingga pemustaka yang datang perpustakaan akan
merasa betah. Standar keindahan setiap orang memang berbeda-beda tetapi setidaknya pustakawan sudah memberikan standar keindahan subjektifnya. Pustakawan janganlah takut untuk memberikan pendapat subjektifnya. Selain menggunakan cat, kondisi warna di dalam perpustakaan pohon juga dapat disiasati dengan wallpaper.
Memang penggunaan cat atau wallpaper untuk pelapisan dinding perpustakaan pohon membutuhkan dana yang tidak sedikit. Jika dana menjadi masalah maka penggunaan dinding pada perpustakaan pohon dapat menggunakan batang kayu yang disusun secara berjajar sehingga membentuk seperti tembok atau bahkan dapat menggunakan papan. Penggunaan papan atau batang pohon sebagai dinding tentunya akan menambah suasana yang alami di dalam ruang perpustakaan pohon.
Penggunaan rak buku di dalam ruangan perpustakaan pohon janganlah terlalu besar, karena ruangan perpustakaan pohon yang juga tidak terlalu besar. Antara rak buku dengan ruang kosong perpustakaan rumah pohon dapat menggunakan perbandingan 20% untuk rak buku dan 80% untuk ruang kosong perpustakaan yang digunakan sebagai ruang baca. Rak buku yang berkapasitas 20% dapat diisi buku bacaan anak seperti komik atau cerita dongeng jika perpustakaan pohon tersebut di tujukan untuk anak-anak tetapi jika itu ditujukan untuk remaja atau orang dewasa, maka dapat diisi dengan buku novel maupun buku best seller lainnya.
Pustakawan / Pegawai
Selanjutnya untuk pegawai atau pustakawan perpustakaan pohon dapat turut serta lebih menghidupkan perpustakaan pohon tersebut. Pertama pustakawan dapat memakai seragam yang bercorak seperti pakaian Tarzan. Untuk melakukan hal ini membutuhkan mental yang kuat dan keberanian yang lebih. Tentunya dengan melakukan hal tersebut tidak bermaksud merendahkan pustakawan. Dengan memakai pakaian yang bercorak tarzan tersebut diharapkan para pemustaka lebih merasakan nuansa di perpustakaan tarzan. Kedua, Pustakawan dapat mengklasifikasikan buku yang ada di perpustakaan pohon tersebut dengan nama-nama seperti nama binatang yang ada di hutan atau nama-nama tanaman.
Jasa
Perpustakaan pohon dapat sebagai perpustakaan sekolah, atau sebagai suatu bagian dari perpustakaan umum. Perpustakaan pohon sebagai perpustakaan sekolah maksudnya yaitu perpustakaan yang berdiri untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa. Ketika perpustakaan pohon menjadi suatu bagian dari sekolah, maka secara otomatis perpustakaan pohon juga harus turut serta mendidik siswa yang ada di perpustakaan tersebut. Pustakawan yang bekerja di perpustakaan pohon sebagai perpustakaan sekolah dapat mendidik siswa melalui program lomba, outbond, dan lainnya. Dengan lomba menggambar misalnya, Pustakawan dapat menyelenggarakan lomba menggambar untuk siswa dan guru di sekolah tersebut kemudian memajang hasil gambar siswa yang terbaik di dinding perpustakaan pohon tersebut.
Kelebihan
1. Sebagai salah satu rujukan sarana rekreasi yang menarik.
2. Tidak memerlukan tempat yang cukup luas, karena membutuhkan ruang ke atas.
3. Tidak membutuhkan bahan koleksi yang cukup banyak.
4. Karena letaknya yang berada di atas, memungkinan dapat merasakan kesejukan aliran udara.
Kekurangan
1. Membutuhkan desain yang cukup matang, agar tampak menarik dan kokoh.
2. Memerlukan koleksi yang terus diperbarui, karena koleksinya yang sedikit. Ini juga bisa disisati dengan melakukan kerjasama dengan perpustakaan lain.
3. Mutuhkan biaya yang tidak sedikit.
4. Membutuhkan keberanian dan tekad yang kuat dari seorang pustakawan
Makna
Perpustakaan pohon juga dapat menjadi salah satu wahana yang ditawarkan oleh perpustakaan umum. Mungkin dalam penyelenggaraannya, koleksi utama berada di dalam gedung perpustakaan umum, sedangkan perpustakaan pohon sebagai tembat untuk membaca saja. Tidak menutup kemungkinan di perpustakaan pohon terdapat computer sebagai penyediaan catalog online perpustakaan umum tersebut dan koleksi ebook.
Dalam sebuah blog http://dafari.blogspot.com terdapat ungkapan “Perpustakaan itu sebenarnya taman pepohonan, namun telah mati. Pohon mati yang menjelma menjadi lembaran-lembaran kertas. Kertas yang dianggap rapuh tapi sebenarnya dia kuat lebih dari asalnya. Satu lembarnya dengan mudah dapat menghancurkan dunia namun sekaligus seketika juga dapat menenangkannya.” Hal tersebut juga telah digambarkan dalam film Avatar: The Legend of Aang. Dalam episode the book of water, di situ digambarkan bahwa seorang Jendral Airu dari negara api menemukan sebuah perpustakaan yang besar di tengah gurun. Di perpustakaan tersebut dijaga oleh seekor burung raksasa yang disebut dewa ilmu. Dari perpustakaan tersebut Jendral Airu menemukan informasi, yang digunakan untuk menyerang negara lain yaitu Negara air. Di sisi lain perpustakaan dapat menenangkan dan membawa kedamaian. Dengan ilmu-ilmu yang terus berkembang dan bercabang, perpustakaan memberikan rujukan pengetahuan dan teknologi yang membawa kedamaian. Seperti yang digambarkan dalam film National Treasure: Book of Secrets yang dibintangi oleh Nicolas Cage. Diceritakan dalam film tersebut, keinginan Nicolas Cage membersihkan nama baik kakek buyutnya, yang dituduh telah melakukan konspirasi pembunuhan Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln. Dalam usahanya tersebut Nicolas Cage harus menyandera presiden AS. Dalam penyanderaan tersebut akhirnya Nicolas Cage mendapatkan informasi, bahwa salah satu kunci untuk membersihkan nama buyutnya tersebut terdapat di perpustakaan Kongres AS (Library ofCongress of the United States). Akhirnya Nicolas Cage berhasil membersihkan nama kakek buyutnya. tidak hanya itu, Nicolas Cage juga berhasil menemukan kota emas yang
hilang. Dengan ini jelas menunjukkan bahwa perpustakaan memang bisa membawa kedamaian dengan informasinya.
Ungkapan selanjutnya dalam blog tersebut yaitu “Bagiku perpustakaan selalu berarti hutan rimbun, meskipun kenyatannya pohon-pohon itu telah mati. Disana aku dapat menghirup kesegaran dari tiap lembarnya meski telah usang. Semilir angin yang memusar dari arah lobby bagiku seperti semilir angin saat pohon itu masih kokoh berdiri. Disini ada lembar nyanyian lama yang selalu segar. Nyanyian cumbu percintaan seorang tokoh dengan pikirannya.” Memang benar perpustakaan adalah hutan yang rimbun dan terus hidup. Dapat dikatakan terus hidup karena setiap harinya terdapat tunas-tunas baru yang tumbuh untuk memberikan kehidupan bagi bumi ini, sama halnya berkembangnya ilmu pengetahuan setiap harinya yang terus mengisi perpustakaan. Tidak jarang juga ada daun-daun yang layu dan akhirnya jatuh. Sama halnya dengan ilmu pengetahuan yang tidak jarang menyesatkan, dan akhirnya tergantikan oleh ilmu-ilmu yang baru.
Dengan hadirnya gagasan atau ide Perpustakaan AlaTarzan tentunya dapat menginterpretasikan tentang kehidupan pohon yang ada di perpustakaan. Dari awal perpustakaan yang berisi batu ataupun kulit binatang, kemudian berkembang menjadi rumput papyrus. Dari serat rumput papyrus itulah, sekarang terdapat obyek tulis yang kita sebut kertas. Itulah mengapa Perpustakaan bisa disebut sebagai Hutan yang rimbun.

Oleh Faishal Hidayatullah

No comments:

Post a Comment