Friday, October 5, 2012

Perpustakaan Gaul? Ya perpustakaannya anak muda..


Apa si tempat yang diinginkan para remaja bahkan orang dewasa sekalipun? Bisa bikin pintar, bermanfaat, dan yang pasti ngga ngebosenin?
Dewasa ini tingkat minat baca remaja ABG atau pelajar di kota-kota besar pada umumnya dapat dikatakan tergolong rendah. Banyak orang mungkin merasa bosan mendengar kata “perpustakaan” yang identik dengan rak buku yang tinggi, buku-buku yang begitu banyak jumlahnya, dan kondisi perpustakaan yang dapat dikatakan “jadul”. Selain itu banyak sekali peraturan yang melarang pemustaka untuk dapat bergerak bebas, seperti tidak boleh membawa makanan dan minuman. Pemustaka juga seringkali kebingungan pada saat mencari buku karena tidak mengerti dengan klasifikasinya, sedangkan pustakawan itu sendiri tidak melayaninya dengan baik.

Atmosfer atau suasana di dalam perpustakaan juga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan pemustaka tentunya. Suasana di dalam perpustakaan yang sepi, sunyi, dan rasanya seperti mencekam para pemustaka. Selain itu buku-buku yang tersedia juga kurang bervariasi sehingga menyebabkan pemustaka tidak menemukan buku yang mereka cari. Penataan ruang perpustakaan masih “jadul”, ya penataan yang bisa
dibilang dari dulu sampai sekarang tidak ada perubahan, apalagi untuk anak muda zaman sekarang.
Remaja ABG lebih senang pergi ke kafe untuk sekedar ngopi-ngopi, dan tempat nongkrong yang hanya membuang waktu sambil ngobrol-ngobrol dengan temannya atau bahkan pergi nonton ke bioskop. Padahal peranan perpustakaan sangat besar jika mereka mengetahuinya.
Dibawah ini beberapa fungsi perpustakaan, yaitu:
1. Perpustakaan adalah sarana simpan karya manusia
Perpustakaan tidak hanya menyimpan karya cetak manusia berupa buku, tetapi juga majalah, jurnal, skripsi, tesis, dan sejenisnya serta karya rekaman seperti kaset, piringan hitam, dan sejenisnya. Dalam kaitannya dengan fungsi ini, perpustakaan bertugas menyimpan khazanah budaya hasil masyarakat.
2. Fungsi informasi
Bagi masyarakat yang membutuhkan informasi dapat bertanya dengan datang ke perpustakaan. Informasi yang dibutuhkan misalnya mengenai tugas sehari-hari, pelajaran, atau informasi lainnya. Perpustakaan akan berusaha menjawab sesuai dengan koleksi yang dimilikinya.
3. Fungsi rekreasi
Masyarakat atau anak-anak muda dapat menikmati rekreasi budaya dengan cara membaca bacaan yang
disediakan oleh perpustakaan. Fungsi rekreasi ini dapat menyegarkan jasmani dan rohani. Pemustaka dapat rileks dengan membaca buku yang mereka inginkan. Selain itu disini juga kegiatan membaca untuk yang melek huruf.
4. Fungsi pendidikan
Perpustakaan merupakan sarana pendidikan formal dan non formal. Perpustakaan adalah tempat belajar sepanjang hayat walaupun sudah tidak duduk di bangku sekolah lagi. Disini pemustaka juga dapat melakukan diskusi.
5. Fungsi kultural
Tempat mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Dapat dilakukan dengan cara pemutaran film, pameran, pertunjukan seni dan lain-lain. Dengan adanya kemajuan teknologi fungsi ini dapat dikembangkan sehingga tidak ketinggalan zaman.
(Sulistyo Basuki, 1991, 27-29)
Dengan melihat fungsi yang ada di dalam perpustakaan, ternyata perpustakaan tidak hanya mempunyai fungsi sebagai tempat untuk membaca buku. Dan melihat kebiasaan anak muda atau pelajar yang senang pergi ngopi-ngopi di kafe, nongkrong sambil menghabiskan waktu, atau pergi nonton film di bioskop membuat saya berpikir mengapa tidak mengemas sebuah perpustakaan seperti tempat yang digemari remaja atau pelajar itu. Anak remaja, pelajar, atau masyarakat sepertinya akan lebih tertarik dengan konsep perpustakaan kreatif yang satu ini, “perpustakaan gaul”.
Tempat yang digemari remaja atau ABG bahkan masyarakat pada umumnya adalah tempat yang santai, tidak terlalu formal, nyaman, dan gaul tentunya.
Konsep perpustakaan ini seperti pada ticketing di bioskop, pemustaka dapat melakukan temu balik informasi (katalog online) layaknya memilih kursi pada saat akan menonton film. Sirkulasi dan pelayanan pada perpustakaan ini dibuat mandiri untuk pemustaka. Buku-buku terbaru atau yang banyak dipinjam akan dipasang spanduk banner, dan untuk buku yang baru akan di koleksi perpustakaan akan ada pemberitahuan comming soon. Koleksi yang tersedia di perpustakaan misalnya, novel, komik, buku pelajaran, buku cerita untuk anak-anak, pengetahuan ilmiah atau populer, sampai buku-buku berat untuk mahasiswa atau dewasa. Koleksi yang ini juga disesuaikan dengan trend yang sedang berkembang pada remaja maupun masyarakat.
Dalam perpustakaan ini buku-bukunya tersusun seperti toko buku terkemuka di Indonesia, jadi kita seperti ada di dalam toko buku tapi sebenarnya di perpustakaan. Ruang baca, serta tempat duduk untuk membaca juga dibuat cozy agar para pemustaka betah berlama-lama di perpustakaan gaul ini. Pemustaka juga bisa menikmati hiburan dan yang pasti bisa menambah pengetahuan seperti, nonton film-film penemuan yang memuat dokumentasi penting seperti berada di dalam gedung bioskop.
Jangan takut bosan, karena di perpustakaan ini juga disediakan mini kafe bagi pemustaka yang ingin baca buku sambil diskusi ataupun nongkrong bareng dengan teman-temannya. Kalian juga bisa makan atau sekedar minum kopi, tidak perlu takut buku akan kotor,
karena buku khusus sudah terlindungi dengan plastik, atau yang kita sebut dengan laminating halaman per halaman.
Namun, para remaja sekarang pasti malas untuk mengunjungi perpustakaan karena suasananya menjenuhkan. Agar remaja atau pelajar tidak malas untuk mengunjungi perpustakaan ini, kita buat perpustakaan beda dari yang lainnya. Desain ruangan yang dibuat lebih menarik, di selingi dengan musik. Dengan suasana yang baru para remaja, pelajar atau masyarakat pada umumnya mempunyai motivasi untuk mengunjungi dan membaca di dalam perpustakaan.
Suasana di dalam perpustakaan ini kita buat benar-benar santai banget tanpa menghilangkan ciri khas perpustakaan itu sendiri. Ada juga ruangan yang diputarkan musik klasik atau jika pemustaka ingin ruang baca yang sunyi juga tersedia. Desain perpustakaan ini kita buat minimalis saja tidak perlu terlalu formal, tidak heboh, tetapi juga tidak biasa. Perpustakaan ini dikemas sesuai selera para remaja, pelajar, tidak hanya itu tempat ini terbuka untuk siapa saja, tidak perlu khawatir dengan usia karena pustakawan akan mendampingi jika ada anak-anak yang ingin ke perpustakaan ini, karena ada tempat tersendiri bagi anak-anak dengan konsep perpustakaan yang sama.
Pustakawan yang ada di perpustakaan gaul ini dijamin ramah banget deh pastinya, dia ngga bakal seperti akan makan kamu kalo kamu berkunjung ke perpustakaan ini. Pustakawan ini pastinya juga udah gaul banget sesuai sama kamu para remaja. Dia akan membantu para pemustaka jika mengalami kesulitan mencari buku, belajar, atau diskusi disini.
Kalau perpustakaan gaul sudah tersedia tapi pengunjungnya masih juga belum sadar akan pentingnya minat baca di perpustakaan, lalu bagaimana menumbuhkan rasa senang terhadap membaca?
Rasa senang membaca dapat dikatakan relatif bagi para murid yang masih duduk di bangku sekolah maupun yang sudah tidak berada di bangku sekolah, mungkin ada yang senang atau tidak senang membaca. Padahal jika mereka mengetahui manfaat membaca sangat banyak dan besar sekali, mereka dapat menambah pengetahuan. Inilah salah satu tugas pustakawan untuk dapat menumbuhkan rasa senang membaca agar perpustakaan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pustakawan untuk menumbuhkan rasa senang dan gemar membaca, yaitu:
1. Memperkenalkan koleksi yang ada di perpustakaan.
Koleksi disini adalah buku-buku. Pada cara ini guru pustakawan memperkenalkan buku-buku yang tersedia dalam perpustakaan. Cara yang dilakukan misalnya, bekerja sama dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia menceritakan isi novel, cerpen. Pada waktu menceritakan hendaknya dengan penuh apresiatif, sehingga murid merasa mendapat kesan dan tertarik untuk membacanya sendiri.
2. Memperkenalkan biografi tokoh-tokoh.
Untuk menumbuhkan rasa senang membaca guru pustakawan hendaknya menjelaskan riwayat hidup tokoh
nasional atau internasional. Yang diceritakan adalah perjuangan dan kegigihannya dalam belajar atau membaca secara mandiri sampai akhirnya menjadi tokoh yang besar.
3. Memperkenalkan hasil karya sastrawan.
Disini perlu ditekankan berhasil atau tidaknya menumbuhkan rasa senang membaca bukan dari cara-cara seperti yang disebutkan diatas saja, tetapi cara penyampaiannya, bagaimana guru pustakawan dapat memberi kesan terhadap murid-murid sehingga mereka tertarik dan senang untuk membaca.
(Ibrahim Bafadal, 2008, 204-205)
Dengan cara ini diharapkan tingkat minat baca anak-anak, remaja, atau dewasa dapat meningkat. Sehingga jumlah pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan pun akan meningkat pula. Para remaja dapat memiliki tempat nongkrong yang santai, gaul, dan bermanfaat. Jadi, agar pelajar remaja, dan masyarakat senang dengan membaca, sudah saatnya dioptimalkan di perpustakaan-perpustakaan yang ada untuk menerapkan perpustakaan gaul ini.

Oleh Yanuarizka Mirazita

No comments:

Post a Comment